Metode Efektif Mendidik Anak Zaman Now Sesuai Al Quran dan Sunnah.

Assalamualaikum bun,

 
Perkembangan zaman ternyata tidak selalu membawa kebaikan. Kalau bunda perhatikan semakin cepatnya informasi dan teknologi ternyata memberi efek negatif juga kepada anak. Khususnya anak-anak kecil yang belum mampu memilah-milih informasi mana yang baik mana yang buruk. 

Oleh karena itu, penting bagi setiap orang tua memahami bagaimana cara mendidik anak dengan baik sehingga dapat membentuk sikap dan dibawa hingga mereka dewasa nantinya. Mendidik anak bukan hanya sembarangan melainkan harus sesuai yang diinginkan Allah dan Rasul nya. Mendidik yang sesuai dengan apa yang diajarkan dalam Al-quran dan As-sunnah.

Ciri-Ciri Anak Zaman Now

Anak zaman now atau sering juga dipanggil dengan istilah Kids Zaman Now merupakan panggilan anak-anak yang lahir di tahun 2000an. Anak zaman now berbeda dengan generasi milenial. Kalau generasi milenial sering disebut generasi Y, maka Kids zaman now disebutnya generasi Z. Anak zaman now ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Aktifitas Lebih Banyak Dilakukan Di Dunia Maya

Anak zaman now lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya dibandingkan dunia nyata. Bagi mereka dunia maya lebih menyenangkan dibanding dunia nyata. Mereka aktif di berbagai media sosial mulai dari facebook, instagram dan lain sebagainya. 
 
Ketika zaman 90an, anak-anak masih sering terlihat ramai di lapangan bermain dengan teman-teman nya memainkan permainan tradisional. Generasi zaman now lebih suka maen dengan gadget mereka. Mengakses semua game online.

2. Semua Serba Instan

Serba instan disini bukan makanan mie-mie an yah bun๐Ÿคฃ. Mungkin itu bisa salah satu nya karena memang di zaman sekarang makanan instan sudah banyak beredar di pasaran dengan banyak variasi masakan. 

Serba instan disini juga berarti bahwa generasi zaman now memiliki tingkat kesabaran yang rendah karena apa-apa mau yang cepat. Hal ini juga dikarenakan maju nya teknologi yang mendukung semua menjadi lebih cepat dan mudah.

3. Lebih Kritis Dalam Hal Apapun

 
Kemajuan teknologi membuat informasi menjadi gampang diakses. Jika orang tua zaman dulu hanya mengakses informasi dari radio, televisi bahkan buku dan koran maka anak zaman now mengakses berbagai macam informasi dari internet. Semua hal ada di internet, maka jangan heran jika orang tua berpendapat atau memberi nasehat tak jarang anak zaman now bukan nya langsung menurut malah sebaliknya.

Jika mau memberi nasehat maka jangan lupa memberi penjelasan yang masuk akal, sebab akibat nya dan segala alasan yang dirasa bisa masuk ke pemahaman mereka. Hal ini dikarenakan cara berpikir mereka lebih kritis dari yang kita bayangkan.

4. Hidup Bersama Teknologi

Gadget merupakan kebutuhan pokok bagi mereka. Jadi jangan berusaha untuk menjauhkan nya tapi berpikirlah sebalik nya yakni bagaimana kemajuan teknologi dimanfaatkan untuk membantu tumbuh kembang mereka dalam berpikir dan bertindak. Tentunya tetap dalam pengawasan kita sebagai orang tua.

Untuk anak-anak yang masih kecil orang tua harus mempunyai aturan screen time. Screen time adalah waktu yang digunakan untuk menonton tv, menggunakan komputer atau laptop, bermain video game dan lain-lain. Aturan ini harus jelas di bicarakan dengan anak. Konten yang ditonton pun harus dalam pengawasan yakni sesuai dengan umur nya. Sebaiknya jangan pula memberikan gadget pribadi kepada anak lebih baik dipinjamkan dari kepunyaan bunda saja dikarenakan anak akan lebih susah dikontrol waktu pemakaian nya (karena merasa milik nya).

Tips Mendidik Anak Zaman Now

1. Menjadi Orang Tua Yang Terus Belajar

Gaya asuh zaman sekarang berbeda dengan zaman dulu. Ali bin Abi Thalib r.a., khalifah keempat dalam periode Khulafaur Rasyidin dan menantu Rasulullah SAW, mengatakan "didiklah anakmu sesuai zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu." . Anak zaman now harus di didik sesuai zaman nya. Mau tidak mau para orang tua mesti mengikuti perkembangan zaman. 
 
Hal pertama yang harus dipelajari untuk mengikuti perkembangan zaman adalah "melek" teknologi. Jangan ada alesan untuk tidak bisa menggunakan handphone ataupun ga ngerti medsos karena anak zaman now bermainnya disana. Orang tua harus tau dengan siapa mereka berteman. Sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

ุงَู„ุฑَّุฌُู„ُ ุนَู„َู‰ ุฏِูŠْู†ِ ุฎَู„ِูŠْู„ِู‡ِ، ูَู„ْูŠَู†ْุธُุฑْ ุฃَุญَุฏُูƒُู…ْ ู…َู†ْ ูŠُุฎَุงู„ِู„ُ

Seseorang bergantung pada agama temannya. Maka hendaknya ia melihat dengan siapa dia berteman.” 

Orang tua pembelajar tentu berbeda dengan orang tua yang tidak pembelajar. Orang tua pembelajar memberikan kebebasan anak zaman now tetapi tetap dalam pengawasan nya. Sehingga anak terjaga dari dampak negatif kemajuan teknologi.

Baca juga yuk Tips memilih TPA

2. Membangun Kedekatan Dengan Anak

Upaya kedua yang bisa bunda lakukan adalah membangun kedekatan (bounding) dengan anak. Anak yang memiliki kedekatan dengan orang tua biasa nya lebih mudah diatur dan di nasehati. 
Jika di umpamakan anak dengan layangan maka tali nya merupakan bounding antara anak dan orang tua, lalu angin merupakan lingkungan pertemanan, perkembangan zaman dan segala faktor yang menyebabkan anak menjadi kehilangan arah (layangan putus). Semakin tinggi layangan maka angin pun semakin kuat menghantam maka harus disiapkan tali yang kuat agar layangan tetap terbang sesuai harapan karena layangan yang putus akan susah untuk kembali bahkan diperebutkan oleh orang-orang. Begitu pula dengan anak kita, jika sudah kehilangan arah maka akan susah untuk kembali lagi ke rumah. Siap-siap aliran LGBT, dunia malam, drugs dll akan berlomba-lomba merayu agar anak tersebut menjadi bagian nya.  Naudzubillah min dzalik...

3. Menitipkan Anak Kepada Allah

Sebagai orang tua tentu nya kita ingin menjaga anak-anak sebaik mungkin. Tapi ternyata kita tidak bisa benar-benar menjaga nya. Jangkauan kita terbatas, penglihatan kita juga terbatas.Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam menganjurkan kita untuk menitipkan mereka kepada Allah Ta’ala. 

Sebagaimana hadis dari Abu Hurairah yang memberitakan bahwa Rasulullah jika hendak pergi meninggalkan seseorang beliau mengatakan, “Astaudi’ukallah alladzฤซ lฤ tadhฤซ’u wadฤ-i’uhลซ” (Aku titipkan dirimu kepada Allah yang tidak akan hilang titipan-titipan-Nya)”. (H.R. Imam Ahmad)

Sehebat apa pun kita mengajarkan anak kita, termasuk ketika dititip ke pesantren yang notabenenya 24 jam pengawasan, pun ada lengahnya, ada cacatnya sistem pengawasan dan pengajaran. Maka sebaik-baik penyempurna ikhtiar kita, ya hanya Allah.

Yakinlah, apa-apa yang sudah dititipkan kepada Allah Ta’ala, pasti akan dijaga dengan baik oleh Allah Ta’ala. Sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam, 
Jika Allah dititipi sesuatu, pasti ia akan menjaganya.” (H.R. Ibnu Hibbฤn)

4. Role Mode Teladan Yang Baik

Setiap anak yang dilahirkan ke dunia tidak bisa memilih orang tuanya. Tapi setiap orang tua bisa menentukan arah kehidupan seorang anak. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ูƒُู„ُّ ู…َูˆْู„ُูˆْุฏٍ ูŠُูˆْู„َุฏُ ุนَู„َู‰ ุงู„ْูِุทْุฑَุฉِ، ูَุฃَุจَูˆَุงู‡ُ ูŠُู‡َูˆِّุฏَุงู†ِู‡ِ ุฃَูˆْ ูŠُู…َุฌِّุณَุงู†ِู‡ِ ุฃَูˆْ ูŠُู†َุตِّุฑَุงู†ِู‡ِ

"Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.” (HR. al-Baihaqi dan ath-Thabarani)

Anak ibarat kertas putih yang siap menerima tinta dari orang tuanya. Apapun yang orang tuanya tuliskan tentang kehidupan di kertas putih itu, itulah yang akan menjadikan karakter anak. Ibu sebagai madrasah pertama, tentu memiliki peran yang sangat penting. Seorang ibu harus menjadi teladan yang baik untuk anak-anak nya. Semua tindak tanduk,tutur kata seorang ibu harus sesuai dengan tuntunan Al quran dan hadis agar kedepan nya anak diharapkan juga bisa mengikuti.
Peran ayah juga tak kalah penting yakni membimbing, mengarahkan, mengajarkan keberanian, kedisiplinan serta kemandirian. Ayah berperan melengkapi gaya pengasuhan ibu. Semakin bagus kerjasama antara ayah dan ibu dalam mendidik anak, tentu karakter anak yang kuat, cerdas dan sholeh/sholehah akan semakin nyata tergambar.

5. Mendekatkan Diri Kepada Allah

Sebagaimana yang kita ketahui, keshalihan , amal-amal kebaikan dan ketakwaan yang kita jalani akan melahirkan kebaikan-kebaikan. Begitu pula sebaliknya setiap keburukan pasti adalah akibat dari dosa dan maksiat yang kita lakukan. 

Salah satu kebaikan yang kita harapkan adalah keshalihan anak-anak kita. Tetapi mendidik generasi now menjadi shalih bukan hal yang mudah. Banyak cobaan dan tantangan yang siap menghadang. Sebelum meminta anak untuk shalih ada baik nya kita sebagai orang tua juga intropeksi diri.

Apakah kita sudah menjadi orang tua yang shalih?
Apakah cara mendidik kita sudah sesuai dengan ajaran islam?
Apakah kita sudah mendekat dengan Allah SWT?

Keshalihan seorang anak ternyata tergantung kepada keshalihan orang tua nya. Allah SWT  memerintahkan kita yang mengkhawatirkan anak-anak supaya bertaqwa, beramal shalih, beramar ma’ruf nahi munkar dan mengerjakan amal-amal ketaatan. Agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga mereka dan menjaga anak cucu mereka dengan keshalihan mereka tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat An-Nisa ayat 9:

ูˆَู„ْูŠَุฎْุดَ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ู„َูˆْ ุชَุฑَูƒُูˆุง ู…ِู†ْ ุฎَู„ْูِู‡ِู…ْ ุฐُุฑِّูŠَّุฉً ุถِุนَุงูًุง ุฎَุงูُูˆุง ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ูَู„ْูŠَุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„َّู€ู‡َ ูˆَู„ْูŠَู‚ُูˆู„ُูˆุง ู‚َูˆْู„ًุง ุณَุฏِูŠุฏًุง ﴿ูฉ﴾

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan anak-anak mereka itu. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisa[4]: 9)

Bersabarlah jika belum ada hasil dalam  mendidik anak-anak kita. Ingat lah Allah 
melihat proses nya bukan hanya hasil. Setiap ikhtiar kita dalam mendidik anak pasti akan dibalas oleh Allah meskipun itu hal kecil. Jangan lupa untuk selalu berdoa agar anak kita menjadi generasi yang shalih. Aaamiin.




Referensi : 

https://almanhaj.or.id/1048-kewajiban-mendidik-anak.html

https://youtu.be/fvd1E2y-v0M?si=e_SQ1d-tQuptiivs

Komentar

Postingan Populer