Kenali Minat Dan Bakat Anak Berdasarkan Multiple Intelegences Gardner

Assalamualaikum Bun,


Setiap anak mempunyai minat dan bakat yang berbeda. Begitu juga dengan Ilmi Alsy, kalau dilihat dengan seksama, 2 anak ini mempunyai kegemaran yang berbeda. Jika Ilmi lebih suka bercerita dan membaca, maka adiknya tidak demikian. Alsy lebih suka dengan menggambar, membuat kerajinan tangan serta menari. 

Ketika Ilmi menonjol di bidang akademik, maka Alsy berkarya lewat bidang seni dan olahraga. Beberapa kali Alsy memenangkan lomba menari dan olahraga Lari. Sedangkan Ilmi juga memenangkan lomba calistung lalu pernah juga berpartisipasi lomba bercerita dongeng. 
 
Sebagai orang tua, Kita harus jeli melihat minat dan bakat dari anak-anak kita. Jika sudah mengetahui arah nya maka akan lebih mudah untuk mengembangkan gaya belajarnya, tentunya disesuaikan dengan cara kerja otak anak.

Minat Dan Bakat Anak (Multiple Intelligences)


Teori Multiple intelligences merupakan teori kecerdasan yang dikemukakan oleh 
Howard Gardner, seorang psikolog dari Harvard University, berpendapat bahwa tidak ada manusia yang tidak cerdas. Setiap anak punya kecenderungan kecerdasan dari sembilan kecerdasan.
Temuan kecerdasan menurut paradigma multiple intelligences, telah mengalami perkembangan sejak pertama kali ditemukan. Pada bukunya Frame of The Mind (1983) Howard Gardner pada awalnya menemukan tujuh kecerdasan. Setelah itu, berdasarkan kriteria kecerdasan di atas, Gardner menemukan kecerdasan yang ke-8, yakni naturalis. Dan terakhir Howard Gardner memunculkan adanya kecerdasan yang ke-9, yaitu kecerdasan eksistensial. Berikut sembilan kecerdasan menurut Howard Gardner :

1. Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan linguistik adalah kemampuan dalam menggunakan dan mengolah kata-kata dengan efektif baik itu secara lisan atau tertulis sebagaimana yang dimiliki pencipta puisi, editor, jurnalis, sastrawan, dan aktor. Kemampuan ini berkaitan dengan penggunaan dan pengembangan bahasa secara umum. Anak dengan kecerdasan linguistik biasanya senang membaca, pandai bercerita, senang menulis cerita atau puisi, senang belajar bahasa asing, mempunyai perbendaharaan kata yang baik.

2. Kecerdasan Logis-Matematis

Kecerdasan logis matematis adalah kemampuan yang lebih berkaitan dengan
penggunaan bilangan dan logika matematika secara efektif. Kecerdasan logis matematis
biasanya dimiliki oleh akuntan pajak, scientist, programmer komputer, dan ahli matematika.

Seseorang anak dengan kecerdasan logis matematis yang tinggi biasanya memiliki
ketertarikan terhadap angka-angka, senang menghitung, mudah mengingat angka-angka
serta skor-skor, menikmati permainan yang menggunakan strategi seperti catur atau game strategi, senang menghabiskan waktu dengan mengerjakan kuis asah otak atau teka-teki logika.

3. Kecerdasan Visual Spasial

Kecerdasan visual spasial adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat. Anak yang memiliki kecerdasan ini cenderung berpikir dalam dengan gambar dan cenderung mudah belajar melalui sajian-sajian visual seperti film, gambar, video dan peragaan yang menggunakan model dan slide. Kecerdasan jenis ini banyak dimiliki oleh arsitek, fotografer, mekanik, navigator, dekorator dan lain sebagainya.

Seorang anak yang memiliki kecerdasan ini biasanya lebih mengingat wajah daripada
nama, senang menggambarkan ide-idenya atau membuat sketsa untuk membantunya
menyelesaikan masalah, senang dengan bongkar pasang, senang menonton film atau
video.

4. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan,
mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi dan timbre dari musik yang didengar, kemampuan memainkan alat musik, kemampuan bernyanyi, kemampuan untuk mencipta lagu, kemampuan untuk menikmati lagu, musik, dan nyanyian.

Seorang anak yang memiliki kecerdasan musikal biasanya senang bernyanyi, senang
mendengarkan musik, senang belajar jika diiringi irama, peka terhadap suara, senang
membuat suara-suara musikal dengan tubuhnya (bersenandung, bertepuk tangan, atau menghentakkan kaki).

5. Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk
mengekspresikan gagasan dan perasaan. Anak dengan kecerdasan kinestetik cenderung suka bergerak dan aktif, mudah dan cepat mempelajari keterampilan-keterampilan fisik serta suka bergerak sambil berpikir, mereka juga senang berakting, senang meniru gerak-gerik atau ekspresi teman-temannya, senang berolahraga, terampil membuat suatu kerajinan, senang menggunakan gerakan-gerakan untuk membantunya mengingat berbagai hal.

6. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap
perasaan orang lain. Mereka cenderung untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya. 

Kecerdasan semacam ini juga sering disebut sebagai kecerdasan sosial, selain kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman, juga mencakup kemampuan seperti memimpin, mengorganisasi, menangani perselisihan antar teman, memperoleh simpati dari peserta didik yang lain, dan sebagainya.

7. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap
perasaan dirinya sendiri. Ia cenderung mampu untuk mengenali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya sendri. Seorang anak yang memiliki kecerdasan ini senang melakukan intropeksi diri, mengoreksi kekurangan maupun kelemahannya, kemudian mencoba untuk memperbaiki diri. Beberapa diantaranya cenderung menyukai kesunyian dan kesendirian, merenung, dan berdialog dengan dirinya sendiri.

8. Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan naturalis adalah kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan
alam, misalnya senang berada dilingkungan alam yang terbuka, seperti pantai, gunung,
cagar alam, atau hutan.

Seorang anak dengan kecerdasan seperti ini cenderung suka mengobservasi lingkungan alam seperti aneka macam bebatuan, jenis-jenis lapisan tanah, aneka macam flora dan fauna, benda-benda angkasa, dan sebagainya.

9. Kecerdasan Eksistensial

Kecerdasan eksistensial merupakan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam terkait eksistensi manusia. Kecerdasan ini tampak pada para filsuf eksistensial yang selalu mempertanyakan dan mencoba menjawab persoalan eksistensi hidup manusia.

Gaya Belajar Berdasarkan Multiple Intelligences

a. Linguistik

Cara belajar terbaik dalam bidang ini adalah dengan mendengar, berbicara, membaca
dan menulis. Cara terbaik memotivasi anak adalah sering berdialog, menyediakan banyak buku, rekaman dan menciptakan peluang untuk menulis.

b. Logis-Matematis

Anak yang mempunyai kelebihan dalam bidang ini belajar secara ilmiah, berpikir logis, dengan proses berpikir secara matematis dan bekerja dengan angka. Kegiatan yang dapat mengembangkan kecerdasan ini antara lain: coding, robotic, science club, les matematika dan bermain catur.

c. Visual-Spasial

Anak yang unggul dalam bidang ini paling efektif belajar secara visual. Mereka 
perlu diajari melalui gambar, metafora, visual dan warna. Cara terbaik untuk memotivasi 
mereka adalah melalui media seperti film, slide dan video. Kenalkan anak juga mind mapping, les gambar serta dukung karya anak.

d. Musikal

Anak dengan inteligensi musikal belajar melalui irama dan melodi. Mereka bisa 
mempelajari apapun dengan lebih mudah jika dinyanyikan, diberi ketukan atau disiulkan. Berikan les musik, nyanyi serta berikan kebebasan anak untuk membuat karya musiknya sendiri tanpa banyak intervensi dari orang tua.

e. Kinestetik

Anak yang berbakat dalam jenis inteligensi ini belajar dengan menyentuh, memanipulasi dan bergerak. Mereka memerlukan kegiatan yang bersifat gerak, dinamik dan viseral. Cara terbaik memotivasi mereka adalah dengan melalui seni peran, improvisasi dramatis, gerakan kreatif dan semua jenis kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik seperti masuk dalam sanggar tari, kelas teater/drama dan sport club.

f. Interpersonal 

Cara belajar terbaik anak yang berbakat dalam kategori ini adalah dengan berhubungan dan saling bekerjasama. Mereka perlu belajar melalui interaksi dengan orang lain melalui pembelajaran kolaboratif, tugas sosial atau jasa, contohnya kegiatan-kegiatan sekolah.

g. Intrapersonal 

Anak dengan kecenderungan ke arah ini paling efektif belajar ketika diberi 
kesempatan untuk menetapkan target, memilih kegiatan mereka sendiri, dan menentukan kemajuan mereka melalui proyek apapun yang mereka minati. Orang tua dapat mendukung dengan menciptakan lingkungan yang dapat mengembangkan pengetahuan anak.

h. Naturalis

Anak yang condong sebagai naturalis akan menjadi bersemangat ketika terlibat dalam pengalaman di alam terbuka, juga senang bila ada acara di luar sekolah. Orang tua dapat mengembangkan bakat anak dengan cara sering mengajak anak untuk Tafakur Alam.

i. Eksistensial 

Anak yang berbakat dalam jenis inteligensi ini belajar dengan menaruh perhatian pada masalah hidup yang paling utama. Kegiatan yang dapat mengembangkan kecerdasan ini antara lain: bercakap-cakap tentang kehidupan, menulis buku harian tentang kehidupan sehari-hari, menonton film bersama tentang makna kehidupan, cerita interaktif, penanaman nilai-nilai ibadah, dan lain-lain.












Referensi
 
Dinda Berliana dan Cucu Atikah, 2023,JURNAL TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN.








Komentar

Postingan Populer