Belajar Mengatasi Bully-an Lewat Kisah Di Zaman Rasulullah

Assalamualaikum Bun,

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Di bulan ini kita berlomba-lomba untuk mengumpulkan pahala dengan cara berbuat baik terhadap sesama. Namun tak dipungkiri jika masih ada perilaku-perilaku jahat yang masih berseliweran dimana-mana. Salah satunya adalah bullying.

Bullying dapat diartikan sebagai salah satu bentuk perilaku agresivitas yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan
untuk melukai dan menindas seseorang yang di anggapnya lebih rendah dan lebih
lemah dari diri pelaku bullying guna untuk memperoleh kekuasaan dan ditakuti. 

Bullying bisa di lakukan oleh siapa saja,baik secara sadar maupun tidak sabar. Bisa berupa ucapan ataupun tindakan kekerasan yang dilakukan oleh perseorangan atau beberapa kelompok orang. Korban bullying pun beragam mulai dari anak-anak usia pra sekolah,sekolah hingga orang dewasa.

Ramadhan mengajarkan kita untuk dapat merespon secara bijak dan elegan terhadap hujatan celaan  bully-an yang datang kepada kita. Rasulullah bersabda "Jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah berkata-kata kotor, dan jangan pula bertindak bodoh. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah mengucapkan: "sesungguhnya aku sedang berpuasa". (HR. Bukhari dan Muslim).
Dirangkum dari sebuah kajian online 30 Kisah selama bulan Ramadhan yang disampaikan oleh Ust. Oemar Mita dalam Syameela Series. Saya hendak menshare kisah tentang bagaimana ulama-ulama di zaman Rasulullah merespon sebuah hujatan yang menimpa mereka. Kisah-kisah yang akan mengajarkan kita untuk menghadapi bully-an, bukan cuma teori tapi sudah di alami dan dipraktekan oleh mereka. 

KISAH ABU JAFAR AT THAHAWI
Merupakan seseorang yang memiliki kekerabatan dengan seorang ulama besar yang bernama Muzani. Abu Jafar At Thahawi saat masih kecil selalu belajar dengan pamannya tersebut. Namun Ia tak begitu mampu memahami pelajaran-pelajaran tersebut. Suatu hari sang paman Imam Muzani kehilangan kesabaran dan berkata kepada Abu Jafar "sesungguhnya Engkau tidak berbakat menjadi seorang ulama".

Mendengar perkataan tersebut membuat Abu Jafar At Thahawi menjadi semakin giat belajar. Perkataan tersebut ibarat sebuah cambukan yang datang kepadanya. Abu Jafar At Thahawi selain belajar, beliau berdoa bertawasul dengan kebaikan agar Allah mudahkan dalam mempelajari ilmu. Akhirnya atas izin Allah, Abu Jafar At Thahawi menjadi salah satu ulama besar. Bahkan nama beliau lebih besar dari Imam Muzani, paman beliau sendiri yang pernah berkata Abu Jafar tak akan menjadi ulama. 

Imam Abu Jafar pernah berkata "Jika Imam Muzani masih ada,ketika Allah menempatkan Aku pada posisi ilmu saat ini, mungkin Beliau akan membayar Kafarah, karena pernah bersumpah bahwa orang semacam diriku tidak akan pernah menjadi ulama"

KISAH IMAM NAWAWI
Sewaktu kecil kehidupan Imam Nawawi sangat tidak menyenangkan. Ketika anak-anak pada bermain maka Imam Nawawi malah sering ditolak oleh teman-temannya ketika hendak bergabung untuk bermain. Imam Nawawi kecil yang sedih akhirnya ketika selalu ditolak, Ia mengambil Al quran,membaca serta mencoba memahami setiap ayat yang dibacanya. 

Suatu hari ada seorang ulama yang lewat di sebuah lapangan, disana ada Imam Nawawi yang sedang mempelajari Al quran karena lagi-lagi ditolak bermain oleh kawan-kawannya. Ulama tersebut bernama Yasin Bin Yusuf, Ia memperhatikan gerak-gerik dari Imam Nawawi lalu berkata "anak ini akan menjadi seorang ulama besar". Sebegitu tertariknya beliau dengan Imam Nawawi hingga akhirnya beliau pun kerumah Imam Nawawi. Ketika bertemu dengan ayah dari Imam Nawawi, beliau berwasiat kepadanya," Ajarilah Ia Al Quran karena akan datang suatu waktu Ia akan menjadi ulama besar"

Sang Ayah yang kebingungan lalu berkata,
" Apakah engkau bisa melihat masa depan? "
Yasin Bin Yusuf pun menjawab, "aku bukan dukun. Tapi Allah yang bukakan (memberitahu), ketika aku melihat anakmu memiliki kebiasaan para ulama."

Seperti yang Ulama katakan, akhirnya Imam Nawawi pun menjadi seorang ulama besar. Banyak karya monumental lahir dari tangannya. 

KISAH ABDULLAH BIN ABBAS
Merupakan keponakan Rasulullah yang pernah didekap serta didoakan oleh Rasul. Rasulullah mendoakan Abdullah bin Abbas dengan doa, " Ya Allah pahamkanlah Ia agama, dan ajarilah Ia ta'wil ataupun tafsir". Ketika Rasulullah wafat, abdullah bin abbas masih berusia 16 tahun (sebagian riwayat 13 tahun). Abdullah Bin Abbas yang haus akan ilmu merasa bahwa hafalan hadisnya belum begitu banyak. Ia mengajak salah seorang teman laki-laki Anshar nya untuk mendatangi para sahabat yang masih hidup untuk mengumpulkan hadist. 

Melihat tekad Abdullah Bin Abbas, temannya sedikit meremehkan bahkan membully nya dengan mengatakan, " memang niatmu untuk mengumpulkan hadis untuk apa wahai ibnu abbas?Apakah engkau ingin menjadi orang yang ingin dicari ilmunya, sedangkan para sahabat masih banyak yang hidup. Sungguh engkau tidak akan sanggup untuk menandingi mereka!"

Mendengar perkataan tersebut akhirnya ditinggalkan teman ansharnya. Abdullah bin Abbas akhirnya melakukan perjalanan seorang diri untuk mengumpulkan hadist. Beliau memiliki adab dan akhlaq yang tinggi ketika mengumpulkan hadist. Salah satunya adalah adab beliau yang tidak pernah mau mengetuk pintu (menunggu diluar) sampai ulama atau sahabat Rasul keluar dari rumah nya sendiri. Beliau bahkan rela tidur diluar untuk menunggu ulama tersebut keluar diwaktu subuh demi mengumpulkan hadist dari nya. 

Akhirnya setelah banyak hadis yang dikumpulkan, Abdullah bin Abbas menjadi seorang ulama yang ternama. Beliau memiliki referensi kuat tentang hadis dan sunah Rasulullah. Banyak orang belajar kepadanya. Diantara orang yang datang,salah satunya adalah laki-laki anshar yang dahulu permah diajak untuk belajar bersama mengumpulkan hadis namun malah meremehkan. Laki-laki itu berkata," sungguh hari ini Ia lebih cerdas daripada diriku dengan tekad yang Ia miliki justru ketika aku dahulu merendahkannya, namun Ia membuktikan, Ia mendapatkan apa yang dimimpikannya. "

KISAH MUHAMMAD BIN ABDURRAHMAN AL AUQASH
Beliau lahir dari seorang ibu yang memiliki kecantikan luar biasa. Namun Allah menguji beliau dengan kelainan pada fisiknya yakni memiliki pundak yang tinggi dan menyatu dengan leher. Suatu hari ketika menjalankan ibadah umroh, Muhammad Bin Abdurrahman Al Auqash berdoa, " Ya Allah bebaskanlah leherku dari ancaman api neraka sebagaimana doa para ulama"

Kemudian tak disengaja ada perempuan yang mendengar ucapannya, perempuan tersebut malah merendahkan doa beliau dengan berkata," mana pundakmu? Sungguh kamu tidak memiliki pundak.". 

Mendengar perkataan tersebut membuat Muhammad bersedih dan datang kepada ibunya. Sang ibu yang bijak mencoba menghibur Muhammad, dengan berkata," Nak, tidak ada yang bisa memuliakan dirimu kecuali ilmunya Allah untuk kehidupan akhiratmu dan kehidupan duniamu. Belajarlah kamu dengan ilmunya Allah, takutlah kamu dengan ilmu akhirat yang kamu pelajari. Insya Allah kemuliaan kamu dapatkan jauh lebih mulia yang diberikan oleh Allah daripada kemuliaan yang berikan oleh manusia."

Kalimat tersebut menjadi bekal dirinya untuk semangat belajar. Pada akhirnya beliau menjadi ulama besar yang berwibawa. Bahkan beliau menjadi seorang hakim besar di kota mekah yang sangat disegani oleh semua orang. 

KISAH IMAM BUKHARI
Siapa yang tidak kenal dengan Imam Bukhari, beliau adalah salah satu ulama penghafal hadis, dari tangan beliau terkumpul banyak hadis yang shahih. Namun siapa sangka pula, dahulu Imam Bukhari juga pernah diremehkan oleh orang lain saat mengumpulkan hadis. Imam Bukhari yang berusia 11 tahun, mengambil hadis dari Imam Waqi dan dari Abdullah bin Mubarak. 

Suatu waktu, Imam Bukhari terlibat perdebatan ilmiah dengan seorang ulama dan beliau memenangkan perdebatan tersebut. Di akhir debat ulama tersebut penasaran dan menanyakan sudah berapa hadis yang Imam Bukhari tulis. Imam Bukhari menjawab "Dua hadis". Mendengar jawaban itu, ulama tersebut menertawakan hingga datang teman ulama yang lain, yang mengatakan " Jangan kalian menertawakan Dia, bisa jadi kalian hari ini menertawakan dan bisa jadi suatu waktu kalian ditertawakan olehnya."

Imam Bukhari terus melakukan perjalanan untuk mengumpulkan hadis hingga ke kota Basrah. Hal unik yang ada pada diri Imam Bukhari adalah kekuatan menghafalnya yang kuat. Setiap ilmu yang disampaikan oleh syekh (guru) langsung dihafal olehnya, sehingga Imam Bukhari jarang sekali menulisnya. Murid-murid Syekh lainnya sering berbisik dan berkata kepada Imam Bukhari, " Engkau jika datang ke majelis ini untuk belajar hadis, maka perbanyaklah engkau menulis namun engkau tidak pernah menuliskannya. Apa yang engkau dapatkan dari sini kalau tidak banyak menulis?". Imam Bukhari tidak langsung merespon. Beberapa hari kemudian,ketika bertemu dengan temannya lagi beliau bertanya " Berapa hadis yang kamu tulis?" Maka temannya berkata beberapa ribu hadis. Imam Bukhari berkata" Aku melengkapi hadis yang kamu tulis hingga jumlah nya 15.000 dari hadis yang Aku hafalkan." 

Dari kisah-kisah diatas mengajarkan kita bahwa setiap bully-an tidak perlu disikapi dengan emosi. Cukup dengan pembuktian. Pembuktian itu terkadang menjadi sebuah jawaban yang tidak bisa diingkari oleh siapapun. Kisah Abu Jafar At Thahawi yang diremehkan namun tetap semangat belajar, Imam Nawawi mendapat penolakan dari teman bermain tetapi menjadikan peluang dirinya untuk mempelajari Al quran lebih banyak, Abdullah bin Abbas dan Imam Bukhari yang diremehkan karena dianggap tidak mempunyai kemampuan dalam mengumpulkan hadis, tetapi akhirnya menjadi ulama besar yang terkenal serta Kisah Muhammad bin Abdurrahman Al Auqash yang dibully karena fisiknya alih-alih frustasi karena dukungan sang ibu,  beliau malah menjadi seorang hakim yang disegani. Kisah-kisah tersebut harusnya merupakan jawaban, respon diri ketika ada bully-an yang datang kepada kita atau anak kita. Kita ajarkan bahwa bully-an ternyata sudah ada dari zaman rasulullah dan balasan yang pantas untuk seorang pembully adalah dengan pembuktian bahwa kita tidak seperti yang mereka katakan. 
























Komentar

Postingan Populer