Cerita Ramadhan - Saat Anak Alami Pneumonia


Assalamualaikum Bun,

Ramadhan kali ini sedikit berbeda dengan sebelumnya. Hampir 10 hari dibulan ramadhan, saya habiskan di rumah sakit. Setelah sebelumnya saya yang diopname dengan diagnosa asma akut, maka beberapa hari setelah diperbolehkan pulang ternyata ilmi ikutan sakit. Yang saya kira hanya batuk pilek biasa ternyata apabila telat sedikit bisa membuat nyawa melayang. Ilmi diagnosa berbeda dengan saya, Dia diagnosa terkena pneumonia anak.

Pneumonia pada anak merupakan salah satu kondisi serius yang perlu diwaspadai oleh orang tua karena dapat menimbulkan komplikasi berbahaya bahkan kematian apabila tidak segera ditangani.

Sampai saat ini, penyakit pneumonia merupakan penyebab utama kematian anak di dunia. Diperkirakan ada 1,8 juta kematian anak diakibatkan oleh pneumonia, melebihi kematian akibat AIDS, malaria dan tuberkulosis.

Apa Itu Pneumonia Anak ?

Dilansir website kemenkes pneumonia adalah infeksi jaringan paru-paru (alveoli) yang bersifat akut. Penyebabnya adalah bakteri, virus, jamur, pajanan bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru, maupun pengaruh tidak langsung dari penyakit lain. Bakteri yang biasa menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus dan Mycoplasma pneumonia, sedangkan virus yang menyebabkan pneumonia adalah adenoviruses, rhinovirus, influenza virus, Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan parainfluenza virus.

Pada kasus ilmi, pneumonia berasal dari virus. Dokter mengambil kesimpulan tersebut dikarenakan ketika pemeriksaan hematologi (darah lengkap), hasil nya masih lumayan bagus. 


Untuk menunjang hasil diagnosa, ilmi melanjutkan pemeriksaan paru dengan rontgen. 

Apa Gejala Awalnya?

Gejala awal ilmi cuma batuk pilek seperti biasa. 2 hari batuk pilek, dengan intensitas batuk yang jarang. Di hari ketiga, batuk mulai lebih sering tapi ketika sore sudah mereda. Malamnya, ilmi keringat dingin, badan nya tidak demam, tapi kelihatan sekali kalau dia kepayahan dalam bernapas. Sesak katanya. Saya pikir karena dahaknya maka jadi sesak, maka saya berikan air minum hangat. Kebetulan karena punya alat uap, maka saya menguap ilmi juga dirumah. 

Setelah uap, bisa bernafas lega tapi ternyata cuma sebentar saja efeknya. Ilmi bernapas cepat lagi, dengan keluhan sesak. Jam 22.00 kami bawa ilmi ke klinik 24 jam dekat rumah, diberikan obat racikan yang isinya terdiri obat sesak, obat pengencer dahak dan lain-lain. Setelah minum obat bukannya makin sembuh, ilmi malah makin terlihat sesak, detak jantungnya pun sangat cepat. Kami cek menggunakan oksimeter dan ternyata kadar oksigen dalam darahnya hasilnya jauh di bawah normal yakni 85. Khawatir kekurangan oksigen yang bisa berakibat fatal, kami akhirnya memutuskan ke rumah sakit dan langsung ke IGD. Ilmi diuap beberapa kali, tapi ternyata masih sesak akhirnya dokter menyarankan untuk rawat inap. 

Saya perhatikan sesak karena batuk pilek biasa berbeda dengan sesak pneumonia, untuk batuk pilek biasa, sesak lebih ringan karena hidung mampet, tetapi untuk pneumonia, hidung ilmi tidak mampet tapi sesak nya lebih ke arah paru-paru nya ada dahak, yang membuat dia harus napas lebih pendek dan cepat. 

Selain batuk pilek beberapa anak mengalami gejala berbeda seperti:
  1. Demam
  2. Sakit Tenggorokan
  3. Nafas Berbunyi (mengi)
  4. Mual dan Muntah
  5. Diare
  6. Nafsu Makan Menurun
  7. Lemas dan Sulit Konsentrasi
Kondisi pneumonia ringan biasanya tidak perlu dirawat di rumah sakit. Gejala yang ditimbulkan juga cenderung ringan seperti demam disertai batuk biasa. Tapi bila ada sesak napas, jantung berdetak cepat, kuku kebiruan maka harus buru-buru ke IGD agar mendapat tindakan cepat dan penanganan yang sesuai.

Penyebab pneumonia memang dari bakteri atau virus, tapi setelah konsul dengan dokter ternyata dari pencemaran udara juga bisa seperti asap rokok dan pembakaran sampah serta penularan dari penderita lain yang terinfeksi. 

Pengobatan Pneumonia



Setelah memeriksa hasil rontgen paru-paru Ilmi, yakin lah dokter, bahwa ilmi terkena pneumonia. Paru-paru ilmi mengalami peradangan atau infeksi. Infeksi tersebut kemudian menuju paru-paru dan menyebabkan penumpukan cairan, sehingga mengakibatkan aliran udara di dalam paru-paru tersumbat. Hal ini yang menyebabkan ilmi sesak napas.

Apakah bisa sembuh?

Bisa. Tapi memerlukan waktu lumayan lama kata dokter sekitar 3 - 4 minggu. Itu pun dengan hasil rontgen paru yang tetap akan meninggalkan bekas coretan kata dokter (walau sudah sembuh). 

Karena pneumonia ilmi disebabkan oleh infeksi virus maka, faktor daya tahan tubuh imunitas sangat berperan untuk kesembuhannya. Ilmi dirawat sekitar 4 hari, selama di rumah sakit ilmi selalu diuap 3x sehari. Selain itu juga ada beberapa obat minum untuk membantu mengatasi batuknya.




Ilmi diperbolehkan pulang setelah semua keluhan nya ilang seperti batuk pilek dah juga sesak napas. Untuk obat yang dibawa pulang ilmi hanya diresepkan vitamin daya tahan tubuh. 

Cara Mencegah Pneumonia Anak

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Jadi cara pertama untuk pencegahan adalah memproteksi anak untuk memakai masker jika berada di kawasan umum. Pnemonia bisa menulari sapa saja yang tidak sengaja kontak dengan penderita. Ilmi setelah pulang pun tetap memakai masker. Hingga benar-benar sudah hilang virusnya. Selain itu ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan yaitu ;

1. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak

Ilmi dalam keadaan telah berpuasa selama beberapa hari ketika terjangkit batuk pilek. Berat badannya sedikit menurun. Mungkin ini menjadi salah satu lubang untuk masuknya virus. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh bisa dengan memberikannya buah, sayuran, dan makanan bergizi lainnya.

2. Imunisasi Lengkap.

Penuhi imunisasi anak dengan memberikannya vaksin pneumonia yang efektif untuk menurunkan risiko terkena penyakit ini. Bunda juga bisa memberikannya imunisasi tambahan dengan vaksin influenza, vaksin Hib, vaksin campak, dan vaksin DPT. Sebenarnya ilmi sudah lengkap imunisasi sejak bayi tetapi untuk vaksin pneumonia memang belum pernah diberikan. 

3. Hindari Pencemaran Udara

Seperti yang diketahui salah satu faktor pencetus pneumonia adalah pencemaran udara. Maka ada baiknya menghindari asap rokok. Asap rokok sangat mematikan, terlebih jika menjadi perokok pasif, efeknya akan lebih parah dibandingkan dengan perokok aktif. Alhamdulillah, dikeluarga tidak ada yang merokok. Ayahnya pun bukan seorang perokok. Jadi rumah kami aman dari asap rokok.

Pencemaran berikutnya adalah pembakaran sampah, ini merupakan suatu kebiasaan di masyarakat yang ternyata membawa efek negatif tanpa mereka sadari. Kebiasaan ini memang sedikit susah untuk dihilangkan karena berhubungan dengan banyak orang, apalagi jika dikampung yang belum ada regulasi tentang pembuangan sampah, akan sangat susah. Cara Saya ketika ada asap dari pembuangan sampah adalah masuk kerumah lalu tutup pintu rapat-rapat. Untuk sekarang ini masih efektif, sambil berharap semoga tidak ada lagi yang membakar sampah. 

4. Menerapkan Perilaku hidup Sehat dan Bersih

Biasakan anak dan orang rumah untuk menerapkan hidup bersih, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir ketika hendak makan. Setelah bermain dari luar, memegang uang, saat bermain dengan hewan peliharaan biasakan anak untuk langsung mencuci tangan.

Pastikan juga menjaga kebersihan rumah dan mengolah makanan secara bersih. Dokter melarang ilmi untuk jajan sembarangan, dokter malah menyarankan untuk makan-makanan yang lebih bergizi seperti buah-buahan. 

5. Berdoa


Cara pencegahan berikutnya adalah dengan berdoa. Tidak ada yang terjadi di kehidupan kita melainkan karena Allah. Maka berdoa merupakan cara ampuh setelah ikhtiar kita untuk menghindari penyakit pneumonia. Ilmi mengajari saya bahwa ketika sakit tetap harus berdoa juga memohon kesembuhan agar lebih cepat. Berbaik sangka kepada Sang Pencipta membuat semua nya menjadi lebih mudah dilakukan. Bismillah..



Komentar

  1. Syafakillah,, sehat selalu y Dek iLmi,,, jdi anak sholeha nya Bunda..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer