8 Amalan Wanita Haid Untuk Menghidupkan Malam Lailatul Qadar

Assalamualaikum Bun,

Allah menciptakan manusia dalam bentuk laki-laki dan perempuan, yang masing-masing memiliki fitrahnya sendiri. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam terdapat kesamaan dalam hal fisik maupun psikologis antara laki-laki dan perempuan. Misalnya secara fisik perempuan dan laki-laki sama-sama diciptakan dengan kedua tangan ,kaki, mata dan sebagainya. Dalam hal psikologis perempuan dan laki-laki sama-sama memiliki kemampuan untuk merasakan kebahagian dan kesedihan. Namun dalam beberapa hal laki-laki dan perempuan ditakdirkan memiliki perbedaan. 

Salah satu perbedaan yang menonjol adalah adanya siklus menstruasi atau haid pada perempuan. Haid secara bahasa adalah sesuatu yang mengalir sedangkan menurut istilah berarti darah yang mengalir dari kemaluan perempuan ketika dalam keadaan sehat bukan karena melahirkan ataupun cedera.

Selama siklus haid ini perempuan dilarang melakukan kegiatan keagamaan. Padahal di bulan ramadhan tepat nya di 10 malam terakhir merupakan malam yang paling dinantikan setiap muslim. Di 10 malam terakhir bulan ramadhan terdapat malam lailatul qadr. Setiap muslim berlomba-lomba untuk mendapatkan malam tersebut. Beberapa bahkan melakukan itikaf atau berdiam diri dimesjid. Itikaf adalah kegiatan yang menfokuskan diri untuk beribadah secara khusyuk di mesjid. 

Sebagai wanita yang sedang haid, untuk mengerjakan shalat dan puasa di bulan ramadhan sangat lah tidak mungkin. Tetapi kita bisa melakukan amalan lain untuk ikut berlomba mendapatkan malam lailatul qadr. Adapun amalan-amalan nya adalah sebagai berikut:

1. Membaca Al Quran Tanpa Menyentuh Mushaf

Rasulullah menganjurkan umatnya untuk membaca Al-Qur'an terutama dibulan ramadhan. Pasalnya, kelak di hari kiamat, Al-Qur'an akan menjadi penolong bagi orang yang membacanya.

"Diriwayatkan dari Abi Umamah, dia katakan bahwa aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: 'Baca lah Al-Qur'an. Sesungguhnya dia akan datang di hari kiamat sebagai syafaat orang yang membacanya'." (HR Imam Muslim)

Lalu bagaimana jika haid?
Banyak pendapat mengenai hal ini. Saya sendiri mengambil pendapat ulama yang memperbolehkan membaca Al quran asalkan tidak menggunakan mushaf. Yang dimaksud mushaf adalah Al quran langsung. Jika ingin membaca nya bisa menggunakan aplikasi smartphone. Tetapi tetap berwudhu untuk menjaga adab. 

Jika mengambil pendapat yang tidak memperbolehkan membaca Al quran baik secara mushaf atau aplikasi. Maka solusinya adalah mendengarkan saja lantunan ayat-ayat Al quran. Di dalam ajaran islam, tidak hanya membaca Al quran saja yang bernilai ibadah tetapi mendengarkan bacaannya pun bernilai ibadah pula serta mendapatkan pahala. 

2. Berzikir

Selaen membaca Al quran, perempuan haid juga bisa mendapat malam lailatul Qadr dengan berzikir. Menghidupkan 10 malam terakhir dengan mendekatkan diri serta mengingat Allah dari berzikir. 

Lantas zikir apa saja yang bisa dilakukan saat haid?

Segala macam zikir yang dilakukan pada bulan selain ramadhan bisa dilakukan saat haid. Namun ada tuntunan zikir yang baik diantaranya dengan membaca tahmid (Alhamdulillah), tasbih (subhanallah), tahlil (la ilaha illallah) atau zikir-zikir lainnya. Perbanyak membaca zikir-zikir tersebut di waktu malam. Jangan lupa pula zikir rutin seperti zikir pagi dan zikir petang. 

3. Memperbanyak Istighfar

Istighfar bisa dilakukan kapan saja dan dalam kondisi apapun. Bagi muslimah yang sedang haid membaca istighfar bisa dilakukan sebagai penyeimbang ibadah wajib yang sedang tak bisa dilakukan. Memperbanyak istighfar dapat memberikan kedamaian dan ketenangan jiwa. 

Selain bacaan astagfirullah, ada banyak bacaan istighfar lain yang bisa diamalkan dibulan ramadhan. Salah satunya adalah sayyidul istighfar.

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

Latin: Allahumma anta rabbi laa ilaaha illa anta khalaqtanii wa anaa 'abduka wa anaa 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu a'uudzubika min syarri maa shana'tu abuu-u laka bini'matika 'alayya wa abuu-u bi dzanbi faghfir lii fa innahu laa yaghfirudz dzubuuba illa anta

Artinya: "Ya Allah, Engkau Rabbku, tidak ada sembahan yang haq kecuali Engkau. Engkau menciptakanku dan aku hamba-Mu. Aku di atas perjanjian dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang aku lakukan, aku mengakui untuk-Mu nikmat-nikmat-Mu atasku, dan aku mengakui untuk-Mu dosa-dosaku, maka ampunilah aku, sungguh tidak ada yang mengampuni dosa-dosa selain Engkau."

4. Bersedekah

Gerakan berbagi atau bersedekah hendaknya tidak dilewatkan saja oleh kita, termasuk para muslimah yang sedang haid. Haid tidak menghentikan langkah kita untuk meraup pahala pada 10 hari terakhir di bulan ramadhan. Sedekah adalah amalan yang dianjurkan Rasulullah SAW. Amalan ini dapat membersihkan harta serta mempererat hubungan dengan saudara seiman kita yang membutuhkan.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw., bersabda: "Orang yang senantiasa memberi sedekah akan terhindar dari siksa kubur." (HR. Tirmidzi). Hadis ini menegaskan bahwa sedekah memiliki kekuatan untuk melindungi seseorang dari siksa kubur di akhirat nanti. Selain itu sedekah dibulan ramadhan dianggap lebih mulia dan bernilai pahala yang sangat besar. Seperti yang sudah sering kita dengar, bahwa segala amal yang kita kerjakan di bulan suci Ramadhan maka akan diberi pahala berlipat ganda dari Allah SWT

5. Memperbanyak Doa

Doa bagi seorang muslim adalah wujud kesadarannya akan segala keterbatasan dan kelemahannya sebagai seorang manusia. Aktifitas doa dapat dilakukan kapan pun dan dimana saja oleh perempuan yang sedang haid. Terlebih di 10 hari terakhir yang didalamnya terdapat malam lailatul qadr, Allah mengabulkan setiap doa hamba-hambanya. 

Allah berfirman dalam surat QS. Al Mu'min 40:60.
 ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Latin: Wa qāla rabbukumud'ụnī astajib lakum, innallażīna yastakbirụna 'an 'ibādatī sayadkhulụna jahannama dākhirīn

Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".

Di bulan ramadhan ini, kita dianjurkan untuk meminta ampun atas dosa-dosa yang kita perbuat. Berikut bacaan doa yang dianjurkan untuk diucapkan berulang-ulang kali saat malam lailatul qadr. 

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Wahai Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan mencintai untuk memberikan maaf, maka maafkanlah aku.

Berdasarkan hadits dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadr, lantas apa do’a yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdo’alah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni ”. (HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850).

6. Membaca Shalawat

Shalawat adalah bentuk penghormatan dan kecintaan kita kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Bacaan sholawat sangatlah banyak, seperti shalawat nariyah, shalawat munjiat, shalawat tibbil qulub dan sebagainya. Namun bacaan Shalawat yang singkat dan umum adalah :

Allahumma Sholli ‘Ala Muhammad” atau “Shollallahu ‘Ala Muhammad” atau “ Shollu ‘Ala Nabi”

Dengan memperbanyak bacaan shalawat,seorang muslimah yang sedang haid tetap bisa menghidupkan malam lailatul qadr dan meraup pahala yang banyak. Orang yang tidak mau bershalawat kepada Nabi SAW, secara tegas dinyatakan sebagai orabg yang bakhil sebagaimana dalam sabda " orang yang paling bakhil adalah seseorang yang jika namaku disebut Ia tidak bershalawat untukku"(HR Nasa'i, Tirmidzi dan Thabrani)

7. Amar Ma'ruf Dan Nahi mungkar

Bulan ramadhan hendaknya tidak disia-siakan kesempatan untuk berAmar Ma'ruf (menyuruh berbuat baik) dan Nahi Mungkar (melarang berbuat jahat). Inilah kesempatan besar untuk menambah pundi-pundi amal yang bernilai ibadah. Dalam ruang lingkup yang kecil, ber-amar Ma'ruf dan Nahi Mungkar bisa dimulai dari keluarga sendiri, sebagai ibu bisa beramar ma'ruf nahi mungkar bersamaan dengan mendidik anaknya. Misalnya mengajak untuk membuat takjil (bukaan puasa) untuk diberikan atau dibagi-bagikan ke keluarga dan tetangganya. Orang yang tidak berpuasa bisa mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang berpuasa dengan cara menyiapkan takjil. 

Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga." (H.R. Tirmidzi).

8. Mempelajari Dan Mengkaji Ilmu Agama

Hendaknya perempuan yang sedang "datang bulan" tetap menggunakan waktunya untuk belajar. Terutama mempelajari ilmu-ilmu agama. Mempelajari ilmu-ilmu agama tidak hanya di madrasah atau bilik-bilik pesantren, tetapi bisa dilakukan ditempat mana saja. 

Bukan lah sekarang ini sudah banyak majelis taklim yang di asuh oleh ustad yang alim? Bahkan di media massa baik cetak maupun elektronik juga disediakan khusus rubrik dan kolom-kolom yang mengkaji agama. Buku-buku agama juga sudah banyak beredar di toko-toko buku. Bahkan internetpun sekarang lebih mudah diakses oleh siapapun dan ditempat manapun. Yang mana pada internet tersebut begitu mudah ditemukan tausiah-tausiah atau kajian-kajian keislaman.















Sumber
Syahroni, irham dkk.2013. Beribadah Tanpa Henti:Panduan Beribadah Bagi Wanita Haid. Yogyakarta : Ar Ruz Media




Komentar

Postingan Populer